DIALOGRAKYAT, LAHAT—, Bupati Lahat Cik Ujang SH berjalan kaki dari Pendopoan didampingi pengacara kondang Rusdi Hartono Somad SH, Kasat Pol-PP Herry Alkafi Msi, para Ajundan serta empat Perwira Polres Lahat. Kabag Ops, Kasat Intelkam, Kasat Sabara, dan Kanit Provost Polres Lahat dengan penjagaan ketat oleh Anggota Polres maupun Polsek Merapi Lahat.
Dikerumunan ratusan massa yang mengelar aksi demo, Bupati menegaskan, kesiapannya membuat janji kepada massa akan melakukan mediasi terkait persoalan yang tak kunjung selesai ini, antara warga Desa Kebur Dengan PLTU Keban Agung
“Insya Allah, segera mungkin kami panggil pihak manajemen PLTU. Keban Agung guna membahas permasalahan yang dialami warga untuk mencari jalan keluarnya demi keadalian sesuai dengam aturan,” janji Cik Ujang (26/3).
Selepas bersuara dihadapan pendemo termasuk meminta daftar serta bukti dari permasalahan yang ada, Bupati yang baru beberapa bulan menjabat itu langsung memanggil perwakilan aksi dan Kepala Dinas Tenaga Kerja serta Kepala Dinas Lingkungan Hidup untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
“Saya minta lima orang perwakilan warga untuk ke kantor, guna kita bahas persoalan baik pesangon, gaji dan soal PHK sepihak. Ayo.!!!! kita bahas masalah ini dengan kepala dingin, jangan sampai terbawa emosi,” ajak Bupati Lahat dengan logat kental nada Lahat penuh semangat.
Sementara, sebelumnya, informasi yang berhasil dikumpul media online ini, aksi yang dilakukan ratusan warga Desa Kebur Kecamatan Merapi Barat, Kabupaten Lahat, sebagai bentuk protes mereka terhadap PT Dizamatra anak perusahaan PT. PE yang selama ini, dinilai sudah bergerak belasan tahun tapi tidak menggeluarkan CSR terhadap masyarakat.
Tak hanya itu, informasi juga mengungkap perusahaan tersebut sering melakukan PHK secara sepihak, dan terkesan perusahaan berat untuk membayar pesangon para karyawan.
Menurut Tomi dalam orasinya, menuntut kejelasan soal pesangon dan sudah dijanjikan PT. Dizamatra anak perusahaan PT.PE. Tak hanya itu, selama belasan tahun beroperasi PT PE tidak pernah memberikan CSR kepada masyarakat.
“Apabila tidak ada kejelasan dari Pemkab Lahat, maka kami akan melakukan aksi besar besaran dan menutup alias memblokade akses jalan PT PE. Karena, perusahaan ini hanya memberikan janji janji saja, dan tidak pernah ada realisasinya. Jadi, aksi kami tidak akan berhenti apabila uang pesangon tak kunjung dibayar oleh perusahaan,” ancam Tomi yang dikuti yel-yel semarak massa.” Pungkas Toni. (dafri)
Komentar