DIALOGRAKYAT, BANDUNG— Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa mencanangkan Gelar Kolosal Kawih Asuh Barudak yang diikuti sekitar 1.000 pelajar di halaman depan Gedung Sate, Jalan Diponegoro, Kota Bandung, Sabtu (30/3/19).
Gelar Kolosal Kawih Asuh Barudak merupakan perlombaan kawih Sunda karya cipta Ubun R. Kubarsah bagi anak-anak untuk menanamkan kecintaan generasi muda pada seni tradisional Sunda.
Gelar Kolosal ini diselenggarakan Pemprov Jabar yang bekerja sama dengan Paguyuban Pasundan, Angkatan Muda Siliwangi (AMS) dan Daya Mahasiswa Sunda (Damas), serta masyarakat pelestari seni tradisional.
Ubun R. Kubarsah adalah seorang budayawan Sunda yang telah menerima penghargaan nasional berupa Anugerah Komponis Indonesia 2018 dari Perpustakaan Nasional RI sebagai Komponis Pelestari Musik Tradisi Sunda. Selain itu Ubun pernah mendapat penghargaan internasional dari Standard Music Number (ISMN), sebuah komunitas kesenian yang berbasis di Berlin, Jerman.
Menurut Iwa, Jawa Barat adalah provinsi pelopor di Indonesia yang berhasil menciptakan lagu anak-anak berbahasa daerah. Diketahui tema yang diangkat para pencipta lagu anak Sunda ternyata mengandung 18 kriteria pendidikan karakter nasional. Pendidikan karakter bangsa berbasis kearifan lokal sejak usia dini, katanya, penting untuk dikembangkan.
“Oleh karena itu saya setuju atas rekomendasi hasil seminar yang diprakarsai Paguyuban Pasundan. Menyatakan lagu daerah kawih asuh barudak layak dijadikan gerakan budaya, untuk disosialisasikan dengan cara mengajarkan dan melatihkannya di sekolah-sekolah seluruh kabupaten/kota,” ungkapnya.
Gelar Kolosal juga merupakan upaya mengakrabkan bahasa ibu kepada generasi milenial dan generasi Z. Harapannya anak-anak zaman sekarang dapat diandalkan untuk melestarikan bahasa dan budaya Jawa barat di era industri 4.0.
“Apalagi salah satu visi misi Pemprov Jawa Barat adalah mempercepat kesejahteraan masyarakat melalui sektor pariwisata, utamanya adalah dari sektor budaya,” kata Iwa.
Secara sosiologis, ada tiga subkultural bahasa di Jawa Barat. Yakni subkultural Parahyangan dengan Bahasa Sunda, Pantura menggunakan Bahasa Kacirebonan, dan subkultural Betawi menggunakan Bahasa Betawi seperti terdapat di Bekasi, Bogor dan Depok.
Sehingga, kata Iwa, wajar ada enam lagu Ubun R Kubarsah yang dinyanyikan menggunakan tiga bahasa dari subkultural tersebut. Keenam lagu tersebut adalah Basa Sunda, Gedung Sate, Wajib Belajar, Ciayumajakuning, Cita-cita, dan Jabar Ngahiji Silih Wangikeun.
Ketua Paguyuban Pasundan Didi Turmudzi mengatakan, Gelar Kolosal Kawih ini merupakan gerakan awal kebudayaan di tengah moralitas yang sedang ada di titik nadir.
Menurutnya, gerakan ini akan terus menyebar ke berbagai kabupaten/kota, diawali oleh para siswa yang berada di wilayah Jawa Barat. Paguyuban Pasundan akan konsisten mengawal demi kelestarian seni tradisional yang menopang eksistensi NKRI.
Ubun R. Kubarsah yang ikut hadir dalam acara mengatakan pencanangan gerakan budaya dan pembentukan karakter bangsa harus dilakukan secara berkelanjutan dan konsisten. “Jika berkesinambungan selama lima tahun, maka akan merujuk pada pendidikan karakter bangsa,” katanya. (hms/red).
Komentar