Susi Pudjiastuti, Kunjungi Pondok Pesantren Miftahurohim Kujangsari

DIALOGRAKYAT, BANJAR–Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti mengajak santri gemar makan ikan, hal tersebut dikatakannya saat kunjungi Pondok Pesantren Miftahurohim Kujangsari dan Miftahul Amanah Purwaharja, Selasa  (9/4/2019) kemarin.

Dalam kesempatan tersebut Wali Kota Ade Uu Sukaesih Banjar mengatakan, bahwa kota Banjar memang tidak memiliki sumber daya alam yang mumpuni (tidak ada laut) namun, segala keterbatasan yang ada harus bisa dimanfaatkan untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satunya dengan menggiatkan kegiatan budidaya.

“Semua masyarakat hendaklah berpikir untuk kerja, kerja, kerja, hasilnya Allah yang menentukan,”katanya.

Berkat upaya masyarakat  produksi budidaya ikan di Kota Banjar sudah mencapai 87 juta ekor per tahun.

“ini adalah anugerah bagi kita semua, kita punya lele, gurame, nila, mujair, bebeong, ikan bebeong yang hanya ada di sungai Citanduy. mudah-mudahan bisa mencukupi kebutuhan masyarakat kita sendiri,” harapnya.

Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengatakan bahwa dirinya mengaku tidak tamat sekolah namun karena hobi membaca membuat pengetahuannya sangat luas. Dia mengajak kepada para santri agar gemar makan Ikan dan juga memelihara ikan supaya tidak punah agar kita sehat dan pintar.

“Para santri harus mau belajar dengan benar, tekun, dan jujur, dan gemar membaca.” ujar Susi

Lanjut Susi dia menjadikan dirinya sendiri sebagai contoh, meskipun tidak menamatkan sekolah, hobi membaca yang dimilikinya telah memperluas pengetahuannya. serta menjaga kejujuran dengan tidak melakukan hal-hal yang curang. Dia mengatakan sudah saatnya aparatur bersih dan jauh dari korupsi serta bersikap santun walau terlihat galak tapi tetap dia tetap santun.

“Maling tidak perlu disantunin tenggelamkan weh,” tegasnya memancing tawa.

Susi juga menyinggung soal pencemaran lingkungan utamanya perairan oleh sampah plastik. Presiden Joko Widodo telah mengeluarkan Peraturan Presiden (Perpres) No.83 Tahun 2018 tentang Penanganan Sampah Laut. Pasalnya Indonesia telah menyandang predikat sebagai negara kedua penyumbang sampah terbesar kelaut.

“Sekarang Indonesia sudah jadi penyumbang sampah kedua terbesar di dunia. Malu tidak? Juara kok juara nyampah sampah,” kelakar Menteri.

Untuk itu, Dia memohon sekaligus menghimbau  sampah jangan buang ke saluran air atau selokan. “Meskipun Banjar tidak punya laut, nanti sampah jangan dibuang di saluran air melewati Sungai Citanduy, dari Citanduy nanti akan dikirim laut ke Pangandaran. Akhirnya laut pangandaran penuh sampah plastik,” jelas Menteri Susi.

Jika seluruh masyarakat Indonesia tidak melakukan upaya pengurangan konsumsi plastik sekali pakai, diramalkan tahun 2030 nanti akan lebih banyak plastik daripada ikan di perairan Indonesia. Menurut Menteri Susi,

lebih lanjut Susi mengharapkan agar masyarakat sudah saatnya berhenti menggunakan katong plastik kresek dan beralih ke ganepo atau tas kain, termasuk menghentikan penggunaan sedotan plastik dan bagus nya menggunakan sedotan stainless atau kertas.

Plastik sendiri 400 tahun tidak akan hancur. Penduduk Banjar ada sekitar 202.000, rumah tangganya ada 67.000. Kalau satu rumah tangga pakai 5 kantong kresek dalam sehari, bayangkan betapa banyaknya sampah plastik yang dibuang. Itu baru sehari, bagaimana kalau sebulan bahkan setahun.

“Masa minum di gelas saja harus pakai sedotan. Minum kelapa pakai sedotan,” Canda Menteri Susi yang disambut gelak tawa masyarakat yang hadir.(Johan)

Komentar