JAMBI, Dialograkyat–Sebagai upaya mendukung gerakan literasi di sekolah, budaya membaca sangat positif terutama jika ditanamkan sejak anak usia dini. Salah satu kreativitas dalam menumbuhkan budaya baca di sekolah mitra program PINTAR Tanoto Foundation melalui LPTK Universitas Jambi dilakukan di SDN 47 Kota Jambi yang membuat majalah dinding alias madding nan cantik kerlap kerlip lampu hias.
Laporan khas – Memperkenalkan dan mendorong siswa agar memiliki kebiasaan membaca bisa dimana saja dan kapan saja, termasuk salah satunya melalui mading sekolah. Siswa tidak hanya dibawa ke perpustakaan atau diperkenalkan dengan pojok baca di dalam kelas. Namun apa yang dilakukan guru SDN 47 Kota Jambi ini sungguh menarik, mendorong siswa di kelasnya membaca mading yang ada di luar kelas.
Menariknya, selain menempelkan bahan-bahan bacaan yang siap dibaca oleh siswa, Ibu Isnaini, salah satu guru di sekolah tersebut yang menginisiasi adanya mading sekolah di sekitar lingkungan sekolah, tepatnya di lorong kelasnya.
“saya ingin memanfaatkan lorong sekolah dengan membuat mading sekolah, tempat siswa membaca,” ujar Ibu Isnaini, mengawali percakapan.
Menurutnya, lorong baca menjadi menarik karena banyak siswa yang lalu lalang di saat menunggu masuk kelas maupun ketika jam istirahat, “siswa kan banyak yang mondar-mandir tuh, kenapa tidak diisi dengan kegiatan membaca melalui mading,” imbuhnya.
Tujuan dari diadakan mading di lorong kelasnya, ungkap Ibu Isnaini, bahwa semua materi itu disusun secara harmonis sehingga keseluruhan perwajahan mading tampak menarik, tujuannya agar begitu melihat dinding itu mereka tahu disitu ada majalah dinding yang bisa mereka baca.
“Beberapa manfaat majalah dinding antara lain yaitu sebagai media komunikasi, wadah kreativitas, menambahkan kebiasaan membaca, pengisi waktu, melatih kecerdasan berpikir, melatih berorganisasi, dan mendorong latihan menulis. Dengan kata lain sebagai motivasi literasi dan penumbuhan semangat membaca dan menulis,” tukas Ibu Isnaini.
Bahan yang dibutuhkan untuk membuat agar mading menarik mulai dari kertas kado yang berwarna, lem, kemudian spidol kecil warna-warna, “siswa kan suka yang warna-warni ya, jadi kita pilihkan warna yang cerah agar menarik perhatian siswa,” ungkap Ibu Isnaini bangga.
Ketika penulis datang ke sekolah ini, sejumlah siswa tampak asik membaca dari mading yang berwarna warni dan hebatnya ada lampu kerlap kerlipnya. Ditanya hal tersebut, Ibu Isnaini menjawab bahwa adanya lampu kerlap-kerlip tersebut berasal dari dukungan orang tua siswa, “Ya, mereka support dengan budaya baca di mading ini, salah satu dukungannya adalah mereka memberikan bantuan lampu kerlap-kerlip dan memasangnya sehingga tampak menarik,” kata Ibu Isnaini.
Menurut Ibu Isnaini, mengganti materi mading tersebut per dua bulan sekali, sedangkan materi yang dipajang selalu berganti sesuai tema, seperti materi Bahasa Inggris yang ringan, tentang kosakata wajah manusia, lengkap dengan gambar yang berwarna-warni, “materinya yang mudah dicerna anak,” ungkap Ibu Isnaini.
Tak hanya guru, hasil karya siswapun terkadang dipajang sebagai bentuk apresiasi, menurut dia, hasil karya siswa yang dipajang tersebut sebagai bentuk rasa tanggung jawab dan memiliki hasil karya yang bisa membuat siswa semakin terus berkarya dalam membaca dan menulis.
Dihubungi, kepala SDN 47 Kota Jambi, Ansori, M.Pd, mengaku bangga dengan program budaya baca di sekolahnya melalui mading sekolah yang berada di lorong kelas, dirinya juga mengapresiasi atas dukungan dari orang tua siswa terutama terkait lampu hias untuk mempercantik mading, “Setelah bermitra dengan Tanoto Foundation, tentu banyak hal baru yang terus kita kembangkan, bermitra dengan orang tua dan terus mengembangkan program budaya baca,” tukas pak Ansori.
Dengan adanya mading di lorong dan depan kelas, siswa akan terus terpapar virus budaya membaca, sambil lewat atau bahkan sambil menunggu jam belajar masuk dan pulang, anak-anak menyempatkan diri untuk membaca. (***)
Komentar