BANDUNG | Dialog Rakyat | Wakil Ketua Komisi IV DPRD Jabar Daddy Rohanady menerima kedatangan Dutabesar Inggris untuk Indonesia di ruang kerja Wakil Ketua DPRD Jabar H Achmad Ru’yat Jl Diponegoro, Bandung, Senin (10/2/2020). Politisi Partai Gerindra dari Daerah Pemilihan Jawa Barat 12 juga didampingi anggota DPRD Jabar lainnya, seperti Viman Alfarizi Ramadhan, dan Hj Nia Purnakania.
“Ini kunjungan tindaklanjut, setelah sebelumnya ada stafnya yang kesini, dia adalah Mr Samuel. Saya terima juga di ruangan ini, cuma yang mendampingi saya beda, pak Imam dan pak Ali Hasan,” katanya.
Mengingat Daddy Rohanady duduk di Komisi IV, pembicaraan yang ditekankannya dalam pertemuan tersebut, adalah soal infrastruktur.
“Tampaknya, pengusaha Inggris minat untuk berinvestasi di Jawa Barat. Kalau selama ini memang ada yang bekerjasama di pengolahan WTE (weste to energy), tetapi lebih kepada pengolahan plastik yang di recycle,” katanya.
Mengetahui jawaban dari Owen Jenkins itu, Daddy menjelaskan, Jawa Barat tidak hanya WTE, banyak proyek di Jawa Barat, yang bisa dikerjasamakan dengan pihak Inggris.
Dijelaskan Daddy, bidang kerjasama yang bisa dilakukan inggris dengan Jawa Barat saat ini sangat banyak, mengingat provinsi dengan jumlah penduduk terbanyak di Indonesia ini, tengah gencar melakukan pembangunan.
“Saya sampaikan peluang pekerjaan infrastruktur di Jawa Barat demikian besar. Kalau sekarang ini KCIC (Kereta Cepat Indonesia Cina) Jakarta Bandung, baru sampai di Bandung. Masih terbuka peluang untuk dilanjutkan sampai ke BIJB (Bandara Internasional Jawa Barat) Kertajati. Itu baru satu,” katanya.
Yang kedua, peluang kerjasama di BIJB Kertajati, sesungguhnya juga sangat besar. Kanapa, karena bandara tersebut disetting seluas ada 5.000 ha.
“Existing kita baru menggarap bandar udaranya saja, BIJB Kertajatinya saja. Padahal ada pekerjaan besar yang menanti yaitu. Luasnya 3.200 ha yang namanya aero city Kertajati,” katanya.
Proyek lanjutan BIJB Kertajati itu, juga butuh investor besar, tidak bisa hanya mengandalkan APBD Provinsi saja.
“Proyek itu butuh investor besar, nggak bisa kita hendel dengan APBD Provinsi Jawa Barat, Nggak akan bisa, sekali lagi tidak akan bisa,” katanya bak marketing handal.
Jangankan hanya mengandalkan APBD Provinsi, berharap dari APBN juga berat.
“Kalau toh kita mengharapkan bantuan dari pusat. Kalau bentuk bantuannya APBD juga masih berat. APBN juga berat. Apalagi APBD Kabupaten Kota,” jelasnya.
Bila Inggris masuk jadi investor di Aero City BIJB Kertajati, sepanjang win-win solution. Endingnya adalah menaikkan kesejahteraan masyarakat Jawa Barat secara keseluruhan.
“Kalau Kertajati hidup, Patimban hidup, tol-nya tersambung kemana-kamana. Kereta tersambung kemana-kamana, saya pikir pertumbuhan ekonomi Jawa Barat tidak berhenti di angka 5,7 persen saja. Bisa di atas 6 apalagi 7 persen. Aduh bukan main, pasti yang sejahtera yang senang, seluruh masyarakat Jawa Barat,” pungkasnya. (dd)
Komentar