FST UIN SGD Bandung Gelar Sains dan Teknologi Dunia Islam Menghadapi Revolusi Industri 4.0

BANDUNG, DIALOGRAKYAT–Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN SGD Bandung menggelar  Internasional Conference of Islam, Science and Technology (ICONISTECH) 2019 bertajuk Sains dan Teknologi Dunia Islam dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 yang dibuka Wakil Rektor I, Prof. Dr. H. Asep Muhyiddin, M.Ag yang berlangsung di Hotel Grand Tjokro Bandung, Jl. Cihampelas No.211-217, Cipaganti, Kecamatan Coblong, Jumat (12/07/2019).

Prof. Dr. Titik Khawa Abdul Rahman (Asia E. University, Malaysia) yang membahas tentang Islam dan Teknologi,  Dr. Daud Mohammad (Deputy Director General and Head of Dept. of Nuclear Sciences and Applications IAEA) yang membahas tentang Perkembangan Sains dan Teknologi di Dunia Muslim dalam Menghadapi Revolusi Industri 4.0 sebagai pembicara utama.

Wahyu Memandu Ilmu

Dalam sambutannya, Wakil Rektor I menyampaikan pada kesempatan ini, saya selaku pimpinan universitas memberikan apreasi yang setinggi-tingginya atas penyelenggaraan seminar internasional ini. Dengan mengusung konsep integrasi sains, teknologi dan Islam, hal ini sangat relevan dengan konsep keilmuan di UIN SGD Bandung, yakni Wahyu Memandu Ilmu (WMI)

Secara epistemologis konsep wahyu memandu ilmu bermakna Islamic studies memayungi non-Islamic studies dan sebaliknya, non-Islamic studies dipayungi oleh Islamic studies. Seperti halnya dalam tradisi akademik dan penelitian, ada yang disebut payung penelitian. Hal ini berarti, bagaimana menempatkan Islamic studies sebagai payung ilmu dan penelitian bagi  ilmu-ilmu non-islamic studies dan sebaliknya.

“Pendeknya, dalam epistemologi WMI, ilmu-ilmu keagamaan Islam harus menjadi spirit atau titik pijak bagi atau dalam kajian ilmu-ilmu umum. Oleh karena itu, konsep seminar ini sangatlah tepat,” tegasnya.

Era baru revolusi industri keempat membuka tantangan baru bagi UIN SGD Bandung, untuk mengembangkan keilmuan berbasis teknologi dengan pendekatan ilmu agama Islam. Hal ini sangat penting sebagai bentuk kontribusi UIN Bandung, sebagai kampus Islam, untuk memberi kekhasan bagi pengembangan keilmuan di bidang sains dan teknologi dengan pendekatan keislaman, untuk menghadapi perubahan itu.

“Saya berharap, kegiatan seminar ini dapat menghasilkan konstribusi positif bagi perkembangan dan pemanfaatan sains dan teknologi. Yakni, dengan mendorong lahirnya berbagai inovasi dalam bidang sains dan teknologi melalui berbagai kegiatan riset dan sharing pengetahuan, melalui diskusi tentang isu-isu paling muktahir yang berkembang di Indonesia maupun di dunia internasional,” paparnya.

Integrasi Islam, Sains dan Teknologi

Dekan FST, Dr. H. Opik Taufik Kurahman, M.Ag didampingi Wakil Dekan I, Dr. H. Cecep Hidayat, M.P, Wakil Dekan II, Dr. Yani Suryani, S.Pd., M.Si., Wakil Dekan III, Dr. Asep Supriadin, S.Si., M.Si menjelaskan ICONISTECH merupakan Konferensi Internasional pertama FST UIN SGD Bandung yang melibatkan delapan perguruan tinggi, Universitas Telkom, Universitas Siliwangi, STIMIK Cirebon,

STIMIK Sumedang, Universitas Garut, Universitas Winaya Mukti, Universitas Pertamina, dan Institut Pendidikan Indonesia Garut.

Konferensi Internasional ini dihadiri oleh 235 peserta yang berasal dari Indonesia, Malaysia, dan Korea. “Mereka membahas tentang kemajuan, perkembangan dan hasil penelitian dalam mengintegrasikan Islam, sains, dan teknologi,” tegasnya.

Menurutnya, semua makalah yang diterima dan dipresentasikan akan diterbitkan pada Springer dan dipilih untuk dimasukan pad jurnal internasional terkemuka dan jurnal nasional Sinta 2 terakreditasi.

Konferensi Internasional ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak sebagai sarana pertukaran informasi, gagasan, ide, pikiran.  “Juga mampu membangun jaringan kerjasama penelitian dan publikasi bersama untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi demi kesejahteraan umat manusia,” paparnya.

Anggita Rahmi Hafsari, salah satu peserta Konferensi Internasional berhasil mempresentasikan makalah berjudul Identifikasi Molekuler Khamir Pelarut Fosfat Isolat Kr.1.BP 4 dari Area Karst Citatah.

Area Karst Citatah memiliki beragam mikroorganisme, termasuk khamir yang dapat melarutkan fosfat.  Khamir pelarut fosfat dalam tanah memainkan peran penting dalam melarutkan fosfat organik menjadi fosfat anorganik yang dapat diserap oleh tanaman untuk proses fotosintesis dan pengembangan akar.

Identifikasi fenotipik dan biokimiawi dari isolat khamit pelarut fosfat KR.1 BP.4 telah dilakukan, tetapi identifikasi molekuler harus dilakukan untuk memastikan hasil yang lebih akurat.  “Tujuan dari penelitian ini untuk mengidentifikasi spesies isolat ragi pelarut fosfat KR.1 BP.4.,” tegasnya.

Penelitian ini dilakukan dengan metode deskriptif menggunakan primer ITS berikut: forward primer ITS1 (5′-TCC GTA GGT GAA CCT GCG G-3 ‘) dan membalikkan primer ITS4 (5’-TCC TCC GCT TAT TGA TAT GC-3  ‘).  Metode ini terdiri dari tiga tahap, yaitu ekstraksi dengan Genomic DNA Mini Kit (Darah dan sel Cultured), PCR dengan KAPA2G Robusta PCR MasterMix, dan elektroforesis dan sekuensing.

Analisis data dilakukan menggunakan BLAST, dan penyelarasan dilakukan menggunakan MEGA 6.0.  Isolat khamir pelarut fosfat KR.1 BP.4 diidentifikasi sebagai Trichosporon asahii dengan panjang fragmen ITS 774 bp.  Berdasarkan pohon filogenetik dan jarak genetik, isolat T. asahii KR.1 BP.4 memiliki keterkaitan terdekat dengan strain T. asahii V9, strain T. asahii V3, T. asahii YCH116, T. asahii KDLYL 4-1,  T. asahii V1, T. asahii AP.MSU6, dan T. asahii PMM08-1100L dengan nilai jarak 0%.

“Dari penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa isolat KR.1 BP.4 termasuk dalam spesies Trichosporon asahii,” pungkasnya. (hms/red)

Komentar