CIAMIS | Dialog Rakyat | Dinilai gagal dalam penangan covid-19, puluhan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Ciamis Raya melakukan aksi didepan sekretariat covid-19 Ciamis, aksi tersebut merupakan bentuk kekecewaan IMM terhadap pemerintah daerah kabupaten Ciamis yang dinilai tidak maksimal dalam penanganan dan pencegahan penyebaran virus Covid-19 di kabupaten Ciamis.
Aksi tersebut bersamaan dengan datangnya tim satgas pusat untuk melakukan kunjungan mengenai covid-19 di Kabupaten Ciamis pada Rabu (5/5/2021).
Ada 5 tuntutan yang di layangkan IMM Ciamis kepada pemerintah daerah. Pertama mengenai optimalisasi penanganan covid dan program vaksinasi.
menurut Danu, ketua umum PC IMM Ciamis mengatakan himbauan mengenai prokes masih berlaku. Namun, di beberapa titik lokasi khususnya di Ciamis sendiri masih banyak orang-orang berkerumun, masih banyak yang tidak menggunakan masker, dan tidak mematuhi protokol kesehatan. Selain itu program vaksinasi yang terkesan lambat dan tidak ada upaya khusus dari pemerintah daerah.
“Virus covid-19 penyebarannya sangat cepat. Maka dibutuhkan penanganan yang sangat cepat pula khususnya program vaksinasi yang targetnya adalah kekebalan komunitas, apalagi saat ini dunia sedang gempar terhadap varian baru virus covid-19 dari india yang bernama B1617 seakan menambah kesan paranoid di masyarakat, kita meningatkan kepada pemerintah agar tidak lengah dalam kasus ini.” ujarnya.
Pihak satgas sendiri membenarkan hal itu dan tidak menutup mata bahwa di beberapa titik lokasi masih banyak orang yang melakukan kerumunan namun hal itu menjadi dilema mengingat jika titik-titik kerumunan itu di bubarkan akan mengganggu perekonomian disana.
Pihak IMM sendiri menyatakan bahwa satgas terhitung gagal dalam penanggulangan pencegahan wabah ini, karena untuk kecamatan Ciamis zonanya berubah menjadi merah yang pada awalnya kuning.
“Terlalu kasar jika kami bilang satgas covid Ciamis gagal dalam peanggulangan pencegahan. Namun, itulah kenyataannya. Data statistik dari PIKOCIS per 5 mei 2021 bahwa kecamatan Ciamis yang awalnya zona kuning kembali menjadi zona merah dan itu beresiko adanya penularan yang cepat, ditambah grafik kontak erat menunjukan angka yang sangat tinggi. seharusnya jika zonanya menjadi merah kesehatan rakyat harus dijadikan prioritas utama dibandingkan hal lainnya” lanjutnya.
Danu juga menambahkan adanya lonjakan kasus terkonfirmasi positif dalam satu hari yang awalnya 90 kasus menjadi 97 kasus. hal ini menjadi catatan khusus yang harus segera di evaluasi oleh tim satgas covid kabupaten Ciamis.
“Dalam hal ini kami memberikan saran kepada pemerintah daerah agar anjuran prokes yang ketat kepada masyarakat di perkuat dengan adanya perda. Mohon agar di pertimbangkan mengingat angka covid-19 di ciamis masih terbilang cukup tinggi” lanjutnya.
Tuntuan kedua adalah mensosialisasikan kepada masyarakat jenis penyakit bawaan (komorbid) yang memakan kematian tertinggi akibat covid-19.
Danu menjelaskan selain angka kasus terkonfirmasi positif yang tinggi, angka kematian akibat covid-19 di ciamis juga sangat tinggi. Tercatat ada 184 angka kematian dan mayoritas kematian itu akibat penyakit bawaan (komorbid) sementara mayoritas komorbid adalah penyakit tidak menular (PTM).
“Walaupun pada data dicantumkan bahwa hipertensi memakan kasus tertinggi kematian covid-19, kenyataanya masih banyak masyarakat yang belum tau dan butuh sosialisasi mengenai hal ini sebagai upaya preventif. Setelah itu masyarakat juga butuh deteksi dini PTM sebagai upaya kuratif agar komplikasi penyakit akibat covid-19 dapat teratasi dan tentunya tidak menambah jumlah kematian covid akibat komorbid” lanjutnya.
Sementara pihak satgas dari Dinkes dr. Bayu Yudiawan membenarkan hal itu, pihaknya masih terfokus terhadap covid-19 dan dalam sosialisasi masih sangat kurang.
“Apa yang disampaikan oleh IMM benar adanya. kita masih terfokus terhadap covid sementara untuk sosialisasi penyakit khususnya PTM masih belum ke titik maksimal. hal itu akan kami sampaikan sebagai bahan evaluasi” paparnya.
Tuntutan ketiga memastikan pemerintah daerah agar tidak lengah dan tetap ketat dalam menjalankan pedoman pencegahan penyebaran virus, walau saat ini Ciamis sudah menjalankan program vaksinasi.
Keempat, memberikan informasi dan data yang valid terkait jumlah realisasi vaksinasi, data kematian akibat COVID-19, dan data-data yang terkait dengan penanganan COVID-19 di Ciamis.
Kelima, meminta kejelasan mengenai vaksin dalam negeri merah putih dan nusantara serta transparansi anggaran dana covid-19 terhadap publik/masyarakat.
Para mahasiswa juga memastikan kepada pemerintah daerah Ciamis bahwa IMM sebagai sosial kontrolj akan terus mengawal dan mengawasi penanganan penyebaran covid-19 di kabupaten Ciamis untuk mewujudkan masyarakat sehat sejahtera bebas covid. (Tobong-Kaswanto/edt:red)