Aa Gym : Perbedaan Pasti Ada dan Sikapi Dengan Bijaksana

DIALOGRAKYAT, BANDUNG–KH Abdullah Gymnastiar (AA Gym) meminta semua pihak bersikap tenang, kata kuncinya jangan emosional menanggapi Ijtima Ulama III yang berlangsung di Hotel Lor In, Sentul, Bogor, Jawa Barat Rabu, 1 Mei 2019.

“Kita hargai semua pihak yang ingin memberikan kebaikan bagi negeri ini, kata kuncinya jangan emosional. Perbedaan pasti ada dan sikapi dengan bijaksana,” kata Aa Gym di Jalan Merdeka Bandung , Jumat, 5 Mei 2019.

Pimpinan Ponpes Darut Tauhid Bandung tersebut juga meminta kepada semua pihak untuk bisa bersabar dan menunggu hasil penghitungan suara hingga tuntas. Menurutnya hal tersebut harus dilakukan untuk menjaga keutuhan negara.

“Episode negeri kita memang sedang menuntaskan pilpres, tentu kita semua harus punya satu kata kunci menahan diri dan mengendalikan diri,” ujarnya.

Aa Gym menanggapi santai tentang adanya isu perbedaan pendapat yang terjadi di kalangan ulama maupun politisi. Menurutnya hal itu merupakan suatu hal yang lumrah dan tidak perlu dibesar-besarkan.

“Walaupun ada perbedaan pendapat jngan disikapai secara emosiaonal. kita gunakan saluran-saluran yang membuat bangsa ini tetap terjaga keutuhannya, tetap terjaga martabat kita terutama bulan ramadan ini terjaga keberkahannya.

Ia menambahkan perbedaan yang terjadi bersumber dari adanya ketidakadilan. Oleh karena itu dirinya berharap perbedaan yang terjadi tidak menjadi masalah yang dapat merusak citra bangsa Indonesia.

”Mudah-mudahan segala perbedaan pendapat ada saluran yang paling adil dan kredibel, karensegala sesuatu ini timbul dari ketidakadilan, ya semoga semua pihak bisa menjadi jalan bangsa ini terhormat bermartabat dalam situasi apapun juga,” tambahnya.

Ijtima Ulama III yang berlangsung di Hotel Lor In, Sentul, Bogor, Jawa Barat pada Rabu, 1 Mei 2019, menelurkan lima rekomendasi. Salah satunya. meminta Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilihan Umum untuk mendiskualifikasi pasangan Joko Widodo atau Jokowi – Ma’ruf Amin.

Peserta Ijtima Ulama mengklaim ada kecurangan yang terstruktur, sistematis, dan masif di Pemilu 2019. Mereka juga mendesak BPN Prabowo – Sandiaga bergerak menempuh jalur prosedural menyikapi kecurangan yang dianggap terstruktur, sistematis, dan masif itu. @ris

Komentar