Jurnalis: Baraf Dafri. FR
LAHAT SUMSEL, dialograkyat – Berdasarkan data media ini pada tahun lalu ratusan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri (SMAN) 3 Lahat menggelar aksi berteriak minta ganti kepala sekolah. Kini, pelajar yang bersekolah di bilangan Penghijauan itu tersandung kasus minta uang secara paksa disertai penganiayan dengan cara pengeroyokan.
Herli, sepupu pelajar AG (15) yang menjadi korban penganiayaan di sekolah itu saat dikonfirmasi tadi sore, Kamis (24/10/2019) mengaku adiknya sudah sering diperlakukan dengan kasar bahkan ditendang dan dipukul oleh MK (15) dan AR (15) jika tidak memenuhi keinginan kedua siswa yang menjadi pelaku minta uang secara paksa.
“Alhmdulilah kejadian kemarin pada 23 Oktober 2019 itu bisa terlihat dengan jelas melalui tayangan video yang sekarang viral di media sosial tersebut bisa kami jadikan bukti pendukung telah terjadi pengeroyokan kepada adik kami,” tambah Herli.
Dijelaskan Herli, dalam video berdurasi 00.26 detik yang beredar luas di grup Aplikasi WhatsApp, terlihat dua orang siswa SMAN 3 Lahat bergantian, yakni AR dan MK memukul kepala, mengecak leher dan menerjang hingga AG nyaris tersungkur ke lantai teras depan kelas.
AG yang tidak berdaya, terus menerus menjadi bulan-bulanan dan mendapatkan perlakuan tidak terpuji dari kedua orang temannya tersebut.
“Mirisnya, aksi tak terpuji ini terjadi pada saat jam pelajaran sedang berlangsung dan di ruang lingkup sekolah. Hal ini terbukti minimnya pengawasan dari pihak sekolah melalui dewan guru, membuat para siswa-siswi yang ada disekolah tersebut leluasa melakukan aksi-aksi tercela, hingga melakukan aksi tak terpuji tersebut,” terang Herli dengan nada geram.
Herli melanjutkan, saat ini pihak keluarga telah bersepakat akan menempuh jalur hukum atas kejadian ini. Karena selain fisik badan, rasa trauma juga masih menyelimuti pikiran AG.
“Kemungkinan besok pagi, kami akan memberikan laporan secara resmi ke pihak kepolisian untuk bisa diproses hukum sebagai bentuk efek jera ulah kedua siswa bertingkah laku preman terminal itu,” tegasnya.
Sementara, Kepala sekolah SMAN 3 Lahat, Misriana,S.pd saat ditemui wartawan mengaku sudah mengambil tindakan terhadap dua orang siswa pelaku perundungan yang terjadi di sekolah tersebut. Yakni, sanksi tegas terhadap kedua pelaku berupa dikeluarkan dari sekolah.
Sedangkan, Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SMA Kabupaten Lahat Baslini,M.Pd sangat menyayangkan atas terjadinya pembullyan yang dilakukan oleh sesama siswa tersebut, Karena menurutnya aksi tersebut tidak dibolehkan terjadi apalagi dilingkungan sekolah.
“Kita sangat menyayangkan, jangan sampai hal ini terjadi kembali, baik pembullyan yang dilakukan oleh guru ke siswa maupun sesama siswa. Perlakuan tersebut sangat tidak dibolehkan apalagi terjadi di lingkungan sekolah,” terangnya ketika dihubungi melalui via handpohone. ***
Komentar